Wednesday, November 7, 2018

Mencapai SDGs Melalui SDGsInspire


Salah satu program yang saya ajukan untuk mencapai SDGs adalah melalui program SDGsInspire. SDGsInspire adalah kegiatan penyuluhan dan edukasi mengenai SDGs yang dibawakan melalui kegiatan interaktif berupa permainan, studi lapangan maupun melalui multimedia.SDGsInspire dapat dijadikan opsi program kerja untuk komunitas/LSM maupun lembaga pendidikan.SDGsInspire dapat dimaknai secara etimologis sebagai upaya menginspirasi masyarakat terkait SDGs dan bagaimana cara mencapainya.

Secara filosofis, SDGsInspire merupakan abreviasi dari ketiga tahap pelaksanaan SDGsInspire, yakni absorb INsight, run the PRoject dan REinforce. Absorb INsight bermakna perserta SDGsInspire menerima penjelasan terkait isu atau topik SDGs. Tahap selanjutnya setelah memahami penjelasan yang diberikan, maka peserta mengaplikasikan melalui project. Tahap terakhir adalah memastikan pengetahuan yang didapat tidak hilang begitu saja, tapi project dilakukan secara berkelanjutan dan peserta SDGsInspire diharapkan dapat menjadi corong informasi bagi keluarga, teman-teman dan komunitas sekitar.

Dalam berkontribusi untuk pencapaian SDGs, saya memilih untuk memulai dengan bidang yang saya tekuni yakni lingkungan hidup dan kesehatan. Sejak tahun 2005 kepedulian saya terhadap alam dan isu lingkungan hidup tumbuh. Kepedulian ini berawal dari pengalaman saya ketika kebanjiran. Saya mencoba membaca buku mengenai alam, menonton film-film dokumenter terkait bencana hingga saya akhirnya mencoba mengutarakan opini terkait lingkungan hidup dan terpilih sebagai delegari Konferensi Anak Bobo yang kemudian mendapat kesempatan untuk berdiskusi dengan Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Seiring dengan bergulirnya waktu, saya menyadari bahwa untuk menciptakan perubahan tidak cukup jika hanya dilakukan oleh saya seorang. Tahun 2013, saya dipercaya menjadi UNEP TUNZA Eco Generation Asia Pacific Ambassador. Pengalaman ini memberikan saya pelatihan mengenai cara efektif dalam mempersuasi masyarakat dan mengadvokasi dengan cara menarik. Salah satu wujud konkret program SDGsInspire dapat terlihat dalam acara edukatif bernama Science Camp. Science Camp atau Jambore Sains adalah jambore yang memuat konten sains dan studi lapangan. Berikut merupakan rinician abreviasi tahapan pelaksanaannya:

1. Absorb Insight:  Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia menempati peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton. Peringkat pertama adalah Cina yang menembus 262,9 juta ton. Selain sampah, kondisi karang di Indonesia kurang baik. Berdasarkan data Pusat Penelitian Oseano, karang di Indonesia yang tergolong sangat baik. Sementara 27,18%-nya digolongkan dalam kondisi baik, 37,25% dalam kondisi cukup, dan 30,45% berada dalam kondisi buruk.

Upaya turun tangan permasalahan lingkungan hidup ini, diselenggarakan bersamaan dengan adanya perayaan Hari Laut Sedunia. Agenda acara pembuka Science Camp diadakan dalam bentuk workshop. Materi workshop mencakup isu lingkungan hidup, laut dan panduan peneilitian. Workshop dalam Science Camp berbeda dengan workshop-workshop pada umumnya, karena peserta dapat mempelajari dan melihat langsung dari materi yang diajarkan. Sebagai contoh, dalam workshop mengenai pencemaran sampah plastik, peserta dapat mengunjungi bank sampah dan mengamati secara langsung bagaimana plastik didaur ulang. Ketika peserta mendapat materi workshop pencegahan abrasi, peserta dapat langsung melihat dan menanam bakau. Hal menarik lain yang membuat workshop SDGsInspire unik adalah penyampaian pesan dilakukan secara interaktif melalui permainan dengan menggunakan alat maupun tidak.

2.Run the PRoject
Acara inti dari dari Science Camp ini adalah penelitian. Peserta dibebaskan memilih sub tema penelitian sejak sebelum kegiatan ini berlangsung. Tema Science Campnya adalah Keberagaman dan Kelestarian. Pada sore hari seluruh peserta meninggalkan penelitiannya sejenak untuk mengikuti rangkaian kegiatan bersama. Kegiatan bersama ini ditujukkan untuk memperdalam rasa empati terhadap alam melalui kegiatan rekreasi seperti snorkeling, melepas anak penyu ke laut, menanam bakau, kunjungan ke penangkaran hiu dan sebagainya.

3. Reinforce
Kegiatan Science Camp diselenggarakan berkat kerjasama dengan FOSCA (Asosiasi KIR SMA se-Jabodetabek). Hasil Science Camp ini berupa penelitian per bidang yang diharapkan dapat memberikan manfaat perubahan positif di masa depan. Upaya memperluas informasi dilakukan melalui liputan media massa seperti Kompas Muda dan ASEAN Korean Center: http://blog.aseankorea.org/?p=1874. Alasan pemilihan rentang usia 16-17 tahun adalah karena remaja dapat menjadi penghubung antara generasi muda dan tua. Rentang usia ini dipilih lebih siap secara mental dan fisik ketika penelitian lapangan jika dibandingkan dengan usia yang lebih muda.














Selain lingkungan hidup, dikelilingi oleh keluarga yang memiliki latar belakang kesehatan  memicu saya untuk berkontribusi dalam SDGs Tujuan 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Saya dan tim percaya bahwa untuk mencipatakan kebiasaan sehat, dibutuhkan pemahaman sedari dini. Program SDGs Inspire bertemakan kesehatan dilakukan dengan kerja sama komunitas (SchoolaTourRahmi), sektor publik (SC Johnson bersama Autan) dan badan donor. 



·      1. Absorb INsight

·      Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI, sepanjang 2017 terdapat sekitar 59.000 kasus demam berdarah di seluruh Indonesia, dan sayangnya terdapat lebih dari 400 kasus yang berakhir kematian. Peserta acara ini adalah anak-anak. Pendekatan edukasi yang dilakukan dibawakan melalui mendongeng dan permainan edukatif. Selain mengenai pencegahan demam berdarah, peserta juga diajarkan gaya hidup sehat dan pentingnya makanan seimbang. 
     2. RUn the PRoject
 Mengingat peserta merupakan siswa-siswi kelas 5 SD, maka konsep acara ini adalah edukatif dan menyenangkan. Acara puncak kegiatan ini berupa permainan Amazing Race, dimana peserta terbagi menjadi beberapa kelompok terdiri atas lima orang. Setiap kelompok diberi tugas untuk menjawab pertanyaan dan tantangan di beberapa pos. Pertanyaan dan tantangan yang diajukan akan mengacu pada materi seputar pencegahan demam berdarah, gizi seimbang dan gaya hidup sehat. Bagi kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan dan mengerjakan tantangan tercepat dengan benar, maka kelompok tersebut akan menjadi pemenang.
3  
3   3. REinforce
s    Usai acara, peserta mendapatkan goodie bag yang berisi peralatan dan perawatan tubuh yang dapat mencegah dari gigitan nyamuk. Selain itu, peserta mendapatkan beberapa sticker dan notes yang memuat pesan pencegahan demam berdarah, gizi seimbang dan pola hidup sehat. Diharapkan dengan adanya goodie bag dan sticker ini dapat mengingatkan mereka untuk menyebarluaskan pesan-pesan kesehatan yang telah mereka terima. 

a


Dalam mensosialisasikan SDGs, dibutuhkan interkonetkivitas dan koherensi kerja antar pemerintah, komunitas/LSM dan sektor publik serta badan donor seperti contohnya asosiasi filantropi. Pemerintah memiliki kewenangan sebagai regulator dan pemangku konstitusi, komunitas bergeran sebagai
penggerak atau implementor dan sektor publik biasanya memiliki peran dalam memberikan dukungan pendanaan.


SDGsInspire dapat dijadikan media penghubung antara pemerintah, komunitas (LSM), sektor publik dan dukungan badan donor. SDGs Inspire mempermudah masyarakat dalam memahami regulasi terkait SDGs, seperti regulasi internasional yang termuat dalam paragraf 54 dari United Nations General Assmbly Resolution A/RES/70/1/September 2015 maupun regulasi nasional seperti Undang-Undang Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan yaitu dalam BAB III Pasal 5 dan Pasal 6.

Melalui SDGs Inspire, pemahaman terkait SDGs dapat menjangkau beragam latar belakang demografis masyarakat. Dengan adanya kelas mendongeng edukatif atau bernyanyi bersama, semangat dalam mencapai SDGs dapat diperkenalkan kepada semua lini, termasuk kepada anak-anak. Komunitas /LSM dapat berperan sebagai penyelenggara SDGsInspire dengan cara mengerucutkan goals tertentu. Sebagai contoh, LSM yang bergerak dibidang lingkungan hidup dapat mengadakan SDGsInspire terkait tujuan nomor 13. Aksi Terhadap Iklim dan LSM yang mendukung emansipasi perempuan dapat menginisasi SDGsInspire yang fokus pada tujuan nomor 5.Kesetaraan Gender.

Dalam menyelenggarakan SDGsInspire, pihak penyelenggara (komunitas/LSM) dapat berkerja sama dengan sektor publik perihal melalui pengadaan program CSR CSR (Corporate Social Responsibility). Dalam menciptakan bisnis yang berkelanjutan, perusahaan tidak mencari profit semata dan hanya fokus pada kegiatan ekonomi saja. Perusahaan yang baik semestinya memperhatikan lingkungan sekitar dan bertangghung jawab terhap peningkatan kualitas hidup pada masyarakat. Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan aspek terkait lainnya, yaitu aspek sosial dan lingkungan (Rudito, Budimanta, Prasetijo: 2004).Komunitas dan LSM dapat berperan sebagai eksekutor/penggerak sementara sektor publik dapat menyokong finansial yang dibutuhkan dalam melaksankan SDGsInspire.

Baik pemerintah, komunitas, sekor publik, badan donor semuanya memiliki peran fundamental dalam mencapai SDGs, tapi yang paling penting adalah bagaimana masyarakat turut serta berubah dan mau berkerja sama untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan. Jadi siapapun kamu, apapun perkerjaanmu, berapapun usiamu, mari ciptakan perubahan yang lebih baik karena dunia membutuhkanmu.

Referensi:
Jambeck, J. R., R. Geyer, C. Wilcox, T. R. Siegler, M. Perryman, A. Andrady, R. Narayan, and K. L.Law. "Plastic Waste Inputs from Land into the Ocean." Science 347.6223 (2015): 768-71. Web.
Rudito, Bambang& Budimanta, Arif & Prasetijo, Adi (2004). Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Modal Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta, ICSD
http://www.un.org/en/development/desa/population/migration/generalassembly/docs/globalcompact/A_RES_70_1_E.pdf
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-buletin.html
http://www.coremap.or.id/Kondisi-TK/