Salah satu program yang saya ajukan untuk mencapai SDGs
adalah melalui program SDGsInspire. SDGsInspire adalah kegiatan penyuluhan dan
edukasi mengenai SDGs yang dibawakan melalui kegiatan interaktif berupa
permainan, studi lapangan maupun melalui multimedia.SDGsInspire dapat dijadikan
opsi program kerja untuk komunitas/LSM maupun lembaga pendidikan.SDGsInspire
dapat dimaknai secara etimologis sebagai upaya menginspirasi masyarakat terkait
SDGs dan bagaimana cara mencapainya.
Secara filosofis, SDGsInspire merupakan abreviasi dari ketiga
tahap pelaksanaan SDGsInspire, yakni absorb INsight, run the PRoject dan REinforce.
Absorb INsight bermakna perserta SDGsInspire menerima penjelasan terkait isu
atau topik SDGs. Tahap selanjutnya setelah memahami penjelasan yang diberikan,
maka peserta mengaplikasikan melalui project. Tahap terakhir adalah memastikan
pengetahuan yang didapat tidak hilang begitu saja, tapi project dilakukan
secara berkelanjutan dan peserta SDGsInspire diharapkan dapat menjadi corong
informasi bagi keluarga, teman-teman dan komunitas sekitar.
Dalam berkontribusi untuk pencapaian SDGs, saya memilih
untuk memulai dengan bidang yang saya tekuni yakni lingkungan hidup dan kesehatan.
Sejak tahun 2005 kepedulian saya terhadap alam dan isu lingkungan hidup tumbuh.
Kepedulian ini berawal dari pengalaman saya ketika kebanjiran. Saya mencoba
membaca buku mengenai alam, menonton film-film dokumenter terkait bencana
hingga saya akhirnya mencoba mengutarakan opini terkait lingkungan hidup dan
terpilih sebagai delegari Konferensi Anak Bobo yang kemudian mendapat
kesempatan untuk berdiskusi dengan Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo
Bambang Yudhoyono.
Seiring dengan bergulirnya waktu, saya menyadari bahwa
untuk menciptakan perubahan tidak cukup jika hanya dilakukan oleh saya seorang.
Tahun 2013, saya dipercaya menjadi UNEP TUNZA Eco Generation Asia Pacific
Ambassador. Pengalaman ini memberikan saya pelatihan mengenai cara efektif
dalam mempersuasi masyarakat dan mengadvokasi dengan cara menarik. Salah satu
wujud konkret program SDGsInspire dapat terlihat dalam acara edukatif bernama Science
Camp. Science Camp atau Jambore Sains adalah jambore yang memuat konten sains
dan studi lapangan. Berikut merupakan rinician abreviasi tahapan
pelaksanaannya:

Upaya turun tangan permasalahan lingkungan hidup ini,
diselenggarakan bersamaan dengan adanya perayaan Hari Laut Sedunia. Agenda
acara pembuka Science Camp diadakan dalam bentuk workshop. Materi workshop mencakup
isu lingkungan hidup, laut dan panduan peneilitian. Workshop dalam Science Camp
berbeda dengan workshop-workshop pada umumnya, karena peserta dapat mempelajari
dan melihat langsung dari materi yang diajarkan. Sebagai contoh, dalam workshop
mengenai pencemaran sampah plastik, peserta dapat mengunjungi bank sampah dan
mengamati secara langsung bagaimana plastik didaur ulang. Ketika peserta
mendapat materi workshop pencegahan abrasi, peserta dapat langsung melihat dan
menanam bakau. Hal menarik lain yang membuat workshop SDGsInspire unik adalah penyampaian
pesan dilakukan secara interaktif melalui permainan dengan menggunakan alat maupun
tidak.
2.Run the PRoject
Acara inti dari dari Science Camp ini adalah penelitian.
Peserta dibebaskan memilih sub tema penelitian sejak sebelum kegiatan ini
berlangsung. Tema Science Campnya adalah Keberagaman dan Kelestarian. Pada sore
hari seluruh peserta meninggalkan penelitiannya sejenak untuk mengikuti
rangkaian kegiatan bersama. Kegiatan bersama ini ditujukkan untuk memperdalam
rasa empati terhadap alam melalui kegiatan rekreasi seperti snorkeling, melepas
anak penyu ke laut, menanam bakau, kunjungan ke penangkaran hiu dan sebagainya.
3. Reinforce
Kegiatan Science Camp diselenggarakan berkat kerjasama dengan FOSCA (Asosiasi KIR SMA se-Jabodetabek). Hasil Science Camp ini berupa penelitian per bidang yang diharapkan dapat memberikan manfaat perubahan positif di masa depan. Upaya memperluas informasi dilakukan melalui liputan media massa seperti Kompas Muda dan ASEAN Korean Center: http://blog.aseankorea.org/?p=1874. Alasan pemilihan rentang usia 16-17 tahun adalah karena remaja dapat menjadi penghubung antara generasi muda dan tua. Rentang usia ini dipilih lebih siap secara mental dan fisik ketika penelitian lapangan jika dibandingkan dengan usia yang lebih muda.
Kegiatan Science Camp diselenggarakan berkat kerjasama dengan FOSCA (Asosiasi KIR SMA se-Jabodetabek). Hasil Science Camp ini berupa penelitian per bidang yang diharapkan dapat memberikan manfaat perubahan positif di masa depan. Upaya memperluas informasi dilakukan melalui liputan media massa seperti Kompas Muda dan ASEAN Korean Center: http://blog.aseankorea.org/?p=1874. Alasan pemilihan rentang usia 16-17 tahun adalah karena remaja dapat menjadi penghubung antara generasi muda dan tua. Rentang usia ini dipilih lebih siap secara mental dan fisik ketika penelitian lapangan jika dibandingkan dengan usia yang lebih muda.
Selain lingkungan hidup, dikelilingi oleh keluarga yang memiliki latar belakang kesehatan memicu saya untuk berkontribusi dalam SDGs Tujuan 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Saya dan tim percaya bahwa untuk mencipatakan kebiasaan sehat, dibutuhkan pemahaman sedari dini. Program SDGs Inspire bertemakan kesehatan dilakukan dengan kerja sama komunitas (SchoolaTourRahmi), sektor publik (SC Johnson bersama Autan) dan badan donor.
· 1. Absorb INsight

2
2. RUn the PRoject

3
3 3. REinforce

a
Dalam mensosialisasikan SDGs, dibutuhkan interkonetkivitas dan koherensi kerja antar pemerintah, komunitas/LSM dan sektor publik serta badan donor seperti contohnya asosiasi filantropi. Pemerintah memiliki kewenangan sebagai regulator dan pemangku konstitusi, komunitas bergeran sebagai
SDGsInspire dapat dijadikan media penghubung antara
pemerintah, komunitas (LSM), sektor publik dan dukungan badan donor. SDGs
Inspire mempermudah masyarakat dalam memahami regulasi terkait SDGs, seperti regulasi
internasional yang termuat dalam paragraf 54 dari United Nations General Assmbly
Resolution A/RES/70/1/September 2015 maupun regulasi nasional seperti Undang-Undang
Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan yaitu dalam
BAB III Pasal 5 dan Pasal 6.
Melalui SDGs Inspire, pemahaman terkait SDGs dapat
menjangkau beragam latar belakang demografis masyarakat. Dengan adanya kelas
mendongeng edukatif atau bernyanyi bersama, semangat dalam mencapai SDGs dapat
diperkenalkan kepada semua lini, termasuk kepada anak-anak. Komunitas /LSM
dapat berperan sebagai penyelenggara SDGsInspire dengan cara mengerucutkan goals tertentu. Sebagai contoh, LSM yang
bergerak dibidang lingkungan hidup dapat mengadakan SDGsInspire terkait tujuan nomor
13. Aksi Terhadap Iklim dan LSM yang mendukung emansipasi perempuan dapat
menginisasi SDGsInspire yang fokus pada tujuan nomor 5.Kesetaraan Gender.
Dalam menyelenggarakan
SDGsInspire, pihak penyelenggara (komunitas/LSM) dapat berkerja sama dengan
sektor publik perihal melalui pengadaan program CSR CSR (Corporate Social
Responsibility). Dalam menciptakan bisnis
yang berkelanjutan, perusahaan tidak mencari profit semata dan hanya fokus pada
kegiatan ekonomi saja. Perusahaan yang baik semestinya memperhatikan lingkungan
sekitar dan bertangghung jawab terhap peningkatan kualitas hidup pada
masyarakat. Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan aspek terkait lainnya, yaitu aspek sosial dan lingkungan (Rudito, Budimanta, Prasetijo: 2004).Komunitas dan LSM dapat
berperan sebagai eksekutor/penggerak sementara sektor publik dapat menyokong
finansial yang dibutuhkan dalam melaksankan SDGsInspire.
Baik pemerintah, komunitas, sekor
publik, badan donor semuanya memiliki peran fundamental dalam mencapai SDGs,
tapi yang paling penting adalah bagaimana masyarakat turut serta berubah dan
mau berkerja sama untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan. Jadi siapapun
kamu, apapun perkerjaanmu, berapapun usiamu, mari ciptakan perubahan yang lebih
baik karena dunia membutuhkanmu.
Referensi:
Jambeck,
J. R., R. Geyer, C. Wilcox, T. R. Siegler, M. Perryman, A. Andrady, R. Narayan,
and K. L.Law. "Plastic Waste Inputs from Land into the Ocean." Science 347.6223
(2015): 768-71. Web.
Rudito, Bambang& Budimanta, Arif & Prasetijo, Adi
(2004). Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Modal Pembangunan Indonesia
Masa Kini. Jakarta, ICSD
http://www.un.org/en/development/desa/population/migration/generalassembly/docs/globalcompact/A_RES_70_1_E.pdf
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-buletin.html
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-buletin.html
http://www.coremap.or.id/Kondisi-TK/